Kalender

Senin, 11 April 2016

PENYULUHAN AGAMA PPYD AL-KASYAF



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Panti Asuhan yang merupakan salah satu lembaga social, tentu tidak terlepas dari permasalahan social itu sendiri, didalam permasalahan social yang terjadi, peran penyuluh social sangat penting untuk mengatasi permasalahan social yang terjadi.
Didalam mengatasi permasalah social, seorang penyuluh social hendaklah mengetahui, latar belakang sasaran penyuluh sosial, permasalahan yang terjadi pada sasaran penyuluh sosial, program dan metode apa yang hendak digunakan dalam pelaksanaan penyuluhan social, agar pelaksanaan penyuluhan social berlangsung secara efektif dan efisien.
B.     Alasan Memilih Kelompok Sasaran
Alasan kelompok kami memilih yayasan PPYD Al – Kasyaf sebagai sasaran penyuluhan social yang kami teliti, karena yang pertama, merupakan rekomendasi dari dosen pengampu Penyuluhan Sosial, Ibu Ati M, Ag. Dan yang kedua, kami mengamati bahwa yayasan PPYD Al – Kasyaf ini sudah terkenal hingga stasiun TV, untuk itu kami tertarik untuk mewawancara pemilik yayasan dan melakukan Observasi di yayasan PPYD Al-kasyaf.
C.    Permasalahan yang Terjadi
Latar belakang anak anak di yayasan PPYD Al – Kasyaf, diantaranya :
1)      Anak anak yatim piatu
2)      Anak anak terlantar
3)      Anak anak dari keluarga dhuafa
4)      Anak anak dari orang tua yang kaya yang dititipkan.
Jumlah anak yang tinggal di yayasan PPYD Al – Kasyaf seluruhnya ada 52 anak.
Dengan 5 pengajar yang berasal dari yayasan Al-kashaf itu sendiri, dan beberapa pengajar dari sekolah yang bekerja sama dengan yayasan Al-Kashaf untuk mengajar pelajaran umum.

Visi dan Misi yayasan PPYD Al – Kasyaf :
1)      Pesantren yang mencetak generasi yang berakhlaqul karimah
2)      Pesantren yang mencetak generasi penulis yang professional
3)      Pesantren yang mencetak generasi yang produktif dalam public speaking
Metode pembelajaran yang tidak sama pada umumnya, proses belajar mengajar dilakukan dirumah dengan guru gurunya sendiri yang datang ke rumah, dan salah satu syarat untuk lulus dari yayasan tersebut adalah harus membuat 30 buku.
D.    Tujuan Penyuluhan
Tujuan penyuluhan social yang kami lakukan di yayasan PPYD Al – Kasyaf adalah untuk mengetahui mengapa yayasan PPYD Al – Kasyaf bisa sampai terkenal hingga stasiun TV, bagaimana pola pembelajaran di yayasan tersebut dan apa saja permasalah social yang terjadi di yayasan tersebut yang bisa kelompok kami tanggulangi.
E.     Program
Program yang kami gunakan adalah program penyuluhan social training motivasi.
F.     Metode dan Pendekatan
Metode dan pendekatan yang kami gunakan adalah metode Bimbingan Kelompok, dengan 1 orang pembimbing menyampaikan materi bimbingan motivasi kepada anak anak panti. Kemudian melakukan games untuk melatih kekompakan, kerjasama dan kefokusan, dengan 1 orang pemandu.
G.    Langkah Langkah Perencanaan Pelaksanaan
a)      Berbincang bincang dengan pemilik yayasan
b)      Berbincang dengan anak anak yang berada di panti asuhan,.
c)      Menganalisis permasalahan yang terjadi
d)     Menentukan materi apa yang tepat untuk disampaikan.
e)      Memberikan penyuluhan terkait permasalahan yang terjadi
1)      Memberikan penyuluhan training Motivasi sebagai bagian dari bimbingan kelompok.
2)      Memberikan games edukatif sebagai bagian dari bimbingan kelompok.
f)       Analisi dan evaluasi


BAB II
PEMBAHASAN
Deskripsi Kelompok Sosial
A.    Latar belakang
Latar belakang didirikannya Yayasan PPYD Al-Kasyaf adalah dilandasi dari keresahan dari pendiri yayasan itu sendiri tentang hasil dari alumni pesantren, bahwa pada realita yang ada, para alumni pesantren tidak dapat berbuat banyak untuk masyarakat setelah keluar dari pesantren, setelah keluar dari pesantren kebanyakan para santri malah bekerja sebagai, tukang jualan bakso, mie ayam, tukang martabak, gorengan, dll. Sehingga apa yang sudah dia pelajari dipesantren selama bertahun tahun terlupakan dan tidak bermanfaat untuk dirinya sendiri apalagi untuk orang lain,  sehingga phenomena tersebut menggugah pemimpin yayasan untuk membangun sebuah yayasan pesantren dimana para santrinya setelah keluar dari pesantren tersebut dapat berguna untuk dirinya sendiri maupun masyarakat banyak maka pemilik yayasan mendirikan pesantren menulis dan training public speaking, tetapi dilatarbelakangi juga oleh pendiri pesantren yang juga merupakan seorang yatim piatu maka  yayasan yang didirikan adalah Pesantren Panti Yatim Duafa menulis dan public speaking. Agar para santri yang kaluar dari pesantren tersebut bisa menjadi penulis yang handal dan public speaker yang handal pula, yang berakhlak mulia dan berlandaskan islam.
            Yayasan PPYD Al-Kasyaf didirikan pada tanggal 2 Juni 2013, Yayasan ini belum lama didirikan tetapi sudah meraih banyak penghargaan dari berbagai lembaga, dan dari kementrian pendidikan pun sudah pernah memberikan apresiasi sebagai pesantren inspiratif. Pemilik yayasan juga sering mengisi materi di berbagai lembaga pemerintahan seperti lapas, dinsos, dll. kemudian sering juga amengisi di stasiun televise local, dan karena pesantren ini merupakan pesantren yang konsen terhadap public speaking maka para santri di Yayasan ini dituntut untuk pandai public speaking, beberapa diantara mereka sudah pernah merasakan tampil di televise local. Para santri disini tidak dipungut biaya apapun, inputnya berasal dari siswa yang tidak naik kelas, yang tidak diperhitungkan, tetapi pendiri yayasan ini menganggap bahwa didalam diri mereka terdapat potensi menulis dan public speaking, dan menjadi tugas Yayasan PPYD Al-Kasyaf untuk menggali potensi tersebut dan memberikan ruang kepada para santri untuk mengembangkan potensi tersebut.
            Jumlah anak di Yayasan ini berjumlah 52 orang dengan pengajar yang professional seperti Trainer (Uga F Ibaddurohman), Peenulis handal (Ibu Nikky, Pak Nono), pembicara seperti Pak Kartono, mengapa pendiri yayasan merekrut para pengajar yang handal? Alasannya agar ketika anak dibimbing oleh pengajar yang ahli anak-anak yang dibimbingnya pun menjadi ahli dibidang tersebut.
            Dari segi kerjasama, Yayasan Al-Kasyaf bekerja sama dengan kementrian keagamaan Kota Bandung untuk perijinan pendirian dan bekerjasama juga dengan NUCIM (Nauhdlatul Ulama Cabang Istimewa Malaysia), jadi setiap anak yang akan melaiksanakan ujian di Yayasan ini mereka melaksanakan ujiannya di Malaysia.
            Ada 2 program unggulan di Al-Kasyaf yang membedakan dengan Pondok ataupun Panti Asuhan lainnya, yang pertama SABU-SABU (Satu Bulan Satu Buku) dimana setiap anak dituntut untuk menulis sedikitnya satu hari tiga halaman sehingga satu bulan bisa menghasilkan satu buku, dan program yang kedua yaitu SAHASACE (Satu Hari Satu Ceramah). Selain menulis dan public speaking Ada juga pembelajaran umum seperti Bahasa Arab, Tafsir, Qiro’ah, Tahfidz yang merupakan pembelajaran pendukung, karena menulis dan public speaking membutuhkan tafsir, landasan Al-Qur’an dan tahfidz, karena selain menulis juga mereka harus ceramah, dan ceramah membutuhkan dalil. Jadi apa yang mereka pelajari semuanya terpakai, pendiri juga mengungkapkan yayasan PPYD Al-Kasyaf ini merupakan pesantren public speaking, menulis pertama di Indonesia.
Semua santri yang berada di Yayasan Al-Kasyaf  tinggal di Yayasan tersebut. Mereka terdiri dari anak-anak yatim piatu, anak-anak terlantar, anak-anak duafa dan anak-anak dari kalangan orang kaya yang dititipkan oleh orangtuanya di Yayasan tersebut. Karena yayasan tersebut di anggap menarik oleh kalangan orang kaya tersebut, untuk menitipkan anaknya.
Semua santri disini sekolah layaknya siswa seperti pada umumnya, hanya saja yang membedakan, para santri bersekolah di rumah Yayasan Al-Kasyaf, mereka tidak memakai seragam ketika belajar dan para guru datang langsung ke Yayasan Al-Kasyaf, dengan ritme waktu pembelajaran dalam satu minggu hanya dua hari yang di gunakan untuk sekolah, dalam dua hari tersebut pemberian pembelajaran di maksimalkan. Yayasan ini tidak sembarangan mendatangkan guru-guru sebagai pengajar, tetapi mereka juga bekerjasama dengan lembaga sekolah agar  proses belajar mengajar yang mereka laksanakan legal dan mereka bisa mendapatkan ijazah nantinya, karena pemimpin Yayasan meyakini dengan metode seperti itu para santri dapat terkontrol setiap waktu. Untuk pemberian honor kepada para pengajar di dapat dari donatur dan dari uang pribadi pemilik yayasan, meski belum memiliki kerjasama dengan lembaga pemerintahan apapun, Yayasan Al-Kasyaf berencana bekerjasama dengan kementrian agama baik dari segi pendanaan dan fasilitas.
Pemimpin Yayasan juga mengemukakan bahwa tidak ada masalah dari segi belajar mengajar, hanya saja standar gajih yang belum sesuai, ada yang dari 1.000.000, ada juga yang hanya 400.000, sesuai dengan kemampuan atau kontribusi yang diberikan oleh pengajar. Pemimpin Yayasan mengemukakan lagi bahwa pola pendidikan yang di gunakan tidak sama dengan kurikulum pemerintahan yang di tetapkan, tetapi sesuai dengan kebijakan pemimpin Yayasan dengan pola pendidikan di rumah agar segala aktivitas terkontrol untuk terciptanya generasi yang cerdas yang berakhlak mulia, karena menurutnya, sehebat apapun pendidikan jika akhlak nya buruk, maka akan menjadi sia-sia. Maka visi dari pesantren ini adalah mencetak generasi yang berakhlak mulia. Kemudian yang kedua, adalah menciptakan generasi yang pandai menulis yang produktif. Dan merupakan suatu ketetapan di Yayasan Al-Kasyaf untuk mecapai kelulusan para santri harus membuat 30 buku untuk bisa lulus. Jadi, di Yayasan ini para santri lulus perorangan tergantung dia sudah mencapai target atau belum. Tetapi meskipun metode kelulusan seperti ini para lembaga pendidikan sekolah atau universitas langsung dengan welcome menerima para santri Al-Kasyaf jika ingin memasuki salah satu lembaga pendidikan tersebut. Dan misi yang ketiga, adalah mencetak generasi yang pandai public speaking, dan level anak-anak di Yayasan Al-Kasyaf sudah mencapai level stasiun televise, jadi mereka pernah berbicara di televisi local. Selain itu mereka juga berprestasi di bidang akademik, mereka belajar di Yayasan Al-Kasyaf dengan metode yang demikian dan ketika mereka belajar di luar mereka berprestasi dan menjadi yang paling unggul.
Karena di Yayasan Al-Kasyaf ini setiap santri di tuntut untuk menulis 3 lembar buku, pemimpin Yayasan mengemukakan bahwa  tidak semua anak bisa mencapai target, ada anak yang cenderung cepat, dan ada juga anak yang cenderung lambat. Tetapi pemimpin yayasan tidak memaksakan anak anak harus semuanya mencapai target, karena potensi setiap anak berbeda beda, tetapi apa yang mereka kerjakan mereka lambat atau cepat akan berdampak pada cepat atau lambatnya mereka lulus dari yayasan Al- Kasyaf. Selain itu pemimpin yayasan juga mengemukakan bahwa ada juga anak yang lebih cenderung diam, tapi masih dalam batas kewajaran.
Harapan pemimpin pesantren bagi yayasan Al-Kasyaf sendiri yaitu agar para santri yang belajar di yayasan tersebut mampu menjadi masyarakat yang bermanfaat yang bermadhatilah untuk masyarakat lain, dengan kemampuan menulis dan kemampuan public speaking nya. Tidak peduli laku atau tidak, tidak diukur dari budgeting, tapi diukur dari segi maslahatnya.
Di yayasan al-kashaf juga rutin dilakukan proses bimbingan konseling, terapi yang digunakan adalah teraphy sufistik, muhasabah diri, dilakukan setiap malam hari, oleh pemimpin yayasan Al-Kashaf sendiri. Agar setiap hari semangat dan motivasi para anak anak di panti asuhan tersebut selalu tinggi, tidak menurun.
Setelah kami melakukan proses wawancara dengan pemilik yayasan, kami pun melakukan sedikit wawancara dan observasi dengan anak anak yang ada dipanti tersebut, dan ada satu kasus yang kami temukan ketika kami melaksanakan observasi, kami sempat berbincang bincang dengan salah satu santri di yayasan tersebut, dia mengemukakan bahwa dengan metode pembelajaran yang ada diyayasan tersebut yang salah satunya syarat untuk lulus adalah harus membuat 30 buku, dia menyampaikan bahwa dia merasa cape, dengan target sebanyak itu, tetapi dia mengungkapkan juga bahwa dia melaksanakannya dengan ikhlas, hanya saja dia merasa cape.







BAB III
TAHAP TAHAP PELAKSANAAN
A.    Kegiatan Penyuluhun
Langkah langkah pelaksanaan, kami dari kelompok 4 penyuluhan social mengirimkan surat permohonan wawancara dan observasi kepada yayasan PPYD Al- Kasyaf, dan langsung diberikan respond dan izin untuk melaksanakan wawancara dan observasi, setelah ada respond dan izin dari pemilik yayasan, 3 hari kemudian kami mendatangi yayasan tersebut untuk melakukan wawancara dengan pemilik yayasan, mengenai data objektif yayasan dan kemudian melakukan sedikit wawancara dengan anak panti. Setelah itu kami menganalisis permasalahan yang terjadi dan menentukan materi apa yang akan disampaikan sesuai dengan permasalah apa yang terjadi di yayasan tersebut.
Di hari berikutnya, kami kembali ke yayasan PPYD Al-kasyaf untuk melakukan Observasi dengan anak anak panti di yayasan dan melakukan penyuluhan. Langkah pertama yang kami lakukan adalah mengumpulkan anak-anak yang sebelumnya sudah dikondisikan oleh pengurus, kemudian langsung melakukan perkenalan antara kami sebagai pembimbing dengan anak-anak panti sebagai peserta. Setelah itu kami langsung melaksanakan penyuluhan social dengan memberikan meteri training Motivasi.
Materi training motivasi yang kami sampaikan berisi tentang motivasi untuk anak-anak agar tidak putus harapan, agar terus semangat dalam menjalani kehidupan, agar terus berkreativitaas meskipun dengan segala keterbatasan, dan agar selalu menghormati dan mendoakan orang tua. Setelah penyuluhan training motivasi selesai dan kami menilai banyak diantara peserta memahami materi yang disampaikan. Kemudian kami melanjutkan dengan memberikan games edukatif sebagai bagian dari Bimbingan Kelompok.




B.     Analisis dan Evaluasi
Untuk analisis, Pembing mengajak peserta untuk menganalis materi yang disampaikan pembimbing tentang motivasi hidup, untuk tidak putus harapan dan selalu menghormati dan mendoakan orang tua agar merefleksikannya dalam kehidupan sehari hari. Dengan menyampaikan materi terkait, serta penayangan video untuk tidak putus harapan, penayangan video untuk terus semangat dalam menjalani hidup, dan penayangan video untuk hormat, patuh dan mendoakan orang tua.
Dan untuk evaluasi dari segi proses Selama kegiatan berlangsung dilakukan evaluasi yaitu apakah semua peserta memperlihatkan antusiasme yang tinggi, peserta terlibat secara aktif, tidak terjadi konfik dan peserta memperlihatkan pemahaman terhadaap apa yang disampaikan oleh pembimbing, maka kegiatan yang dilakukan dapat dikatakan berhasil. Dan dari segi hasil, penilaian berkaitan dengan pemahaman peserta tentang pokok materi, dan apakah terjadi perubahan dari para peserta sebelum dan setelah dilakukannya penyuluhan.
BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Yayasan PPYD Al-Kashaf adalah salah satu pesantren panti yatim dhuafa yang mencetak santri yang produktif, yang pandai menulis dan public speaking, dengan metode pembelajaran yang berbeda dari pada umumnya, PPYD Al-Kashaf mampu mencetak santri santri yang tidak hanya pandai mengaji, tetapi pandai dalam menulis dan public speaking, yayasan ini belum memiliki garis kerjasama dengan lembaga pemerintahan dari segi fasilitas ataupun pendanaan, tetapi sudah mampu meraih berbagai penghargaan dari lembaga lemabaga pemerintahan. Permasalahan social pasti tidak dapat dipungkiri atau tidak dapat terleapas dari lembaga social itu sendiri, namun selama kita mampu memahmami dan menganalisis permasalahan yang terjadi tidak ada permasalahan yang tidak dapat ditanggulangi dalam hal ini penyuluh social lah yang harus mampu memecahakan dan menjadi solusi bagi setiap permasalahan social di lembaga-lembaga social.
B.     SARAN
Sebagai penyuluh social kita harus bisa atau mampu menganalisa setiap permasalahan social yang terjadi, cara kita mengetahuan permasalahan yang terjadi dalam kelompok social adalah dengan mengobservasi sehingga kita dapat menentukan metode dan materi apa yang tepat disampaikan.
Lampiran
Absen Observasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar