BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Panti Asuhan
yang merupakan salah satu lembaga social, tentu tidak terlepas dari
permasalahan social itu sendiri, didalam permasalahan social yang terjadi,
peran penyuluh social sangat penting untuk mengatasi permasalahan social yang
terjadi.
Didalam
mengatasi permasalah social, seorang penyuluh social hendaklah mengetahui,
latar belakang sasaran penyuluh sosial, permasalahan yang terjadi pada sasaran
penyuluh sosial, program dan metode apa yang hendak digunakan dalam pelaksanaan
penyuluhan social, agar pelaksanaan penyuluhan social berlangsung secara
efektif dan efisien.
B.
Alasan Memilih
Kelompok Sasaran
Alasan kelompok
kami memilih yayasan PPYD Al – Kasyaf sebagai sasaran penyuluhan social yang
kami teliti, karena yang pertama, merupakan rekomendasi dari dosen pengampu
Penyuluhan Sosial, Ibu Ati M, Ag. Dan yang kedua, kami mengamati bahwa yayasan
PPYD Al – Kasyaf ini sudah terkenal hingga stasiun TV, untuk itu kami tertarik
untuk mewawancara pemilik yayasan dan melakukan Observasi di yayasan PPYD
Al-kasyaf.
C.
Permasalahan
yang Terjadi
Latar belakang
anak anak di yayasan PPYD Al – Kasyaf, diantaranya :
1)
Anak anak yatim
piatu
2)
Anak anak
terlantar
3)
Anak anak dari
keluarga dhuafa
4)
Anak anak dari
orang tua yang kaya yang dititipkan.
Jumlah anak yang tinggal di yayasan PPYD Al – Kasyaf seluruhnya ada
52 anak.
Dengan 5 pengajar yang berasal dari yayasan Al-kashaf itu sendiri,
dan beberapa pengajar dari sekolah yang bekerja sama dengan yayasan Al-Kashaf
untuk mengajar pelajaran umum.
Visi dan Misi yayasan PPYD Al – Kasyaf :
1)
Pesantren yang
mencetak generasi yang berakhlaqul karimah
2)
Pesantren yang
mencetak generasi penulis yang professional
3)
Pesantren yang
mencetak generasi yang produktif dalam public speaking
Metode pembelajaran yang tidak sama pada umumnya, proses belajar
mengajar dilakukan dirumah dengan guru gurunya sendiri yang datang ke rumah,
dan salah satu syarat untuk lulus dari yayasan tersebut adalah harus membuat 30
buku.
D.
Tujuan
Penyuluhan
Tujuan penyuluhan social yang kami lakukan di yayasan PPYD Al –
Kasyaf adalah untuk mengetahui mengapa yayasan PPYD Al – Kasyaf bisa sampai
terkenal hingga stasiun TV, bagaimana pola pembelajaran di yayasan tersebut dan
apa saja permasalah social yang terjadi di yayasan tersebut yang bisa kelompok
kami tanggulangi.
E.
Program
Program yang kami gunakan adalah program penyuluhan social training
motivasi.
F.
Metode dan
Pendekatan
Metode dan pendekatan yang kami gunakan adalah metode Bimbingan Kelompok,
dengan 1 orang pembimbing menyampaikan materi bimbingan motivasi kepada anak
anak panti. Kemudian melakukan games untuk melatih kekompakan, kerjasama dan
kefokusan, dengan 1 orang pemandu.
G.
Langkah Langkah
Perencanaan Pelaksanaan
a)
Berbincang
bincang dengan pemilik yayasan
b)
Berbincang
dengan anak anak yang berada di panti asuhan,.
c)
Menganalisis
permasalahan yang terjadi
d)
Menentukan
materi apa yang tepat untuk disampaikan.
e)
Memberikan
penyuluhan terkait permasalahan yang terjadi
1)
Memberikan
penyuluhan training Motivasi sebagai bagian dari bimbingan kelompok.
2)
Memberikan
games edukatif sebagai bagian dari bimbingan kelompok.
f)
Analisi dan
evaluasi
BAB II
PEMBAHASAN
Deskripsi
Kelompok Sosial
A.
Latar belakang
Latar belakang didirikannya Yayasan PPYD Al-Kasyaf adalah dilandasi
dari keresahan dari pendiri yayasan itu sendiri tentang hasil dari alumni
pesantren, bahwa pada realita yang ada, para alumni pesantren tidak dapat
berbuat banyak untuk masyarakat setelah keluar dari pesantren, setelah keluar
dari pesantren kebanyakan para santri malah bekerja sebagai, tukang jualan
bakso, mie ayam, tukang martabak, gorengan, dll. Sehingga apa yang sudah dia
pelajari dipesantren selama bertahun tahun terlupakan dan tidak bermanfaat
untuk dirinya sendiri apalagi untuk orang lain,
sehingga phenomena tersebut menggugah pemimpin yayasan untuk membangun
sebuah yayasan pesantren dimana para santrinya setelah keluar dari pesantren
tersebut dapat berguna untuk dirinya sendiri maupun masyarakat banyak maka
pemilik yayasan mendirikan pesantren menulis dan training public speaking,
tetapi dilatarbelakangi juga oleh pendiri pesantren yang juga merupakan seorang
yatim piatu maka yayasan yang didirikan
adalah Pesantren Panti Yatim Duafa menulis dan public speaking. Agar para
santri yang kaluar dari pesantren tersebut bisa menjadi penulis yang handal dan
public speaker yang handal pula, yang berakhlak mulia dan berlandaskan islam.
Yayasan PPYD
Al-Kasyaf didirikan pada tanggal 2 Juni 2013, Yayasan ini belum lama didirikan
tetapi sudah meraih banyak penghargaan dari berbagai lembaga, dan dari
kementrian pendidikan pun sudah pernah memberikan apresiasi sebagai pesantren
inspiratif. Pemilik yayasan juga sering mengisi materi di berbagai lembaga
pemerintahan seperti lapas, dinsos, dll. kemudian sering juga amengisi di
stasiun televise local, dan karena pesantren ini merupakan pesantren yang
konsen terhadap public speaking maka para santri di Yayasan ini dituntut untuk
pandai public speaking, beberapa diantara mereka sudah pernah merasakan tampil
di televise local. Para santri disini tidak dipungut biaya apapun, inputnya
berasal dari siswa yang tidak naik kelas, yang tidak diperhitungkan, tetapi pendiri
yayasan ini menganggap bahwa didalam diri mereka terdapat potensi menulis dan
public speaking, dan menjadi tugas Yayasan PPYD Al-Kasyaf untuk menggali
potensi tersebut dan memberikan ruang kepada para santri untuk mengembangkan
potensi tersebut.
Jumlah anak di
Yayasan ini berjumlah 52 orang dengan pengajar yang professional seperti
Trainer (Uga F Ibaddurohman), Peenulis handal (Ibu Nikky, Pak Nono), pembicara
seperti Pak Kartono, mengapa pendiri yayasan merekrut para pengajar yang
handal? Alasannya agar ketika anak dibimbing oleh pengajar yang ahli anak-anak
yang dibimbingnya pun menjadi ahli dibidang tersebut.
Dari segi
kerjasama, Yayasan Al-Kasyaf bekerja sama dengan kementrian keagamaan Kota
Bandung untuk perijinan pendirian dan bekerjasama juga dengan NUCIM (Nauhdlatul
Ulama Cabang Istimewa Malaysia), jadi setiap anak yang akan melaiksanakan ujian
di Yayasan ini mereka melaksanakan ujiannya di Malaysia.
Ada 2 program
unggulan di Al-Kasyaf yang membedakan dengan Pondok ataupun Panti Asuhan
lainnya, yang pertama SABU-SABU (Satu Bulan Satu Buku) dimana setiap anak
dituntut untuk menulis sedikitnya satu hari tiga halaman sehingga satu bulan
bisa menghasilkan satu buku, dan program yang kedua yaitu SAHASACE (Satu Hari
Satu Ceramah). Selain menulis dan public speaking Ada juga pembelajaran umum seperti
Bahasa Arab, Tafsir, Qiro’ah, Tahfidz yang merupakan pembelajaran pendukung,
karena menulis dan public speaking membutuhkan tafsir, landasan Al-Qur’an dan
tahfidz, karena selain menulis juga mereka harus ceramah, dan ceramah
membutuhkan dalil. Jadi apa yang mereka pelajari semuanya terpakai, pendiri
juga mengungkapkan yayasan PPYD Al-Kasyaf ini merupakan pesantren public
speaking, menulis pertama di Indonesia.
Semua santri yang berada di Yayasan Al-Kasyaf tinggal di Yayasan tersebut. Mereka terdiri
dari anak-anak yatim piatu, anak-anak terlantar, anak-anak duafa dan anak-anak
dari kalangan orang kaya yang dititipkan oleh orangtuanya di Yayasan tersebut. Karena
yayasan tersebut di anggap menarik oleh kalangan orang kaya tersebut, untuk
menitipkan anaknya.
Semua santri disini sekolah layaknya siswa seperti pada umumnya,
hanya saja yang membedakan, para santri bersekolah di rumah Yayasan Al-Kasyaf,
mereka tidak memakai seragam ketika belajar dan para guru datang langsung ke
Yayasan Al-Kasyaf, dengan ritme waktu pembelajaran dalam satu minggu hanya dua
hari yang di gunakan untuk sekolah, dalam dua hari tersebut pemberian
pembelajaran di maksimalkan. Yayasan ini tidak sembarangan mendatangkan
guru-guru sebagai pengajar, tetapi mereka juga bekerjasama dengan lembaga
sekolah agar proses belajar mengajar
yang mereka laksanakan legal dan mereka bisa mendapatkan ijazah nantinya,
karena pemimpin Yayasan meyakini dengan metode seperti itu para santri dapat
terkontrol setiap waktu. Untuk pemberian honor kepada para pengajar di dapat
dari donatur dan dari uang pribadi pemilik yayasan, meski belum memiliki
kerjasama dengan lembaga pemerintahan apapun, Yayasan Al-Kasyaf berencana
bekerjasama dengan kementrian agama baik dari segi pendanaan dan fasilitas.
Pemimpin Yayasan juga mengemukakan bahwa tidak ada masalah dari
segi belajar mengajar, hanya saja standar gajih yang belum sesuai, ada yang
dari 1.000.000, ada juga yang hanya 400.000, sesuai dengan kemampuan atau
kontribusi yang diberikan oleh pengajar. Pemimpin Yayasan mengemukakan lagi
bahwa pola pendidikan yang di gunakan tidak sama dengan kurikulum pemerintahan
yang di tetapkan, tetapi sesuai dengan kebijakan pemimpin Yayasan dengan pola
pendidikan di rumah agar segala aktivitas terkontrol untuk terciptanya generasi
yang cerdas yang berakhlak mulia, karena menurutnya, sehebat apapun pendidikan
jika akhlak nya buruk, maka akan menjadi sia-sia. Maka visi dari pesantren ini
adalah mencetak generasi yang berakhlak mulia. Kemudian yang kedua, adalah
menciptakan generasi yang pandai menulis yang produktif. Dan merupakan suatu
ketetapan di Yayasan Al-Kasyaf untuk mecapai kelulusan para santri harus
membuat 30 buku untuk bisa lulus. Jadi, di Yayasan ini para santri lulus
perorangan tergantung dia sudah mencapai target atau belum. Tetapi meskipun
metode kelulusan seperti ini para lembaga pendidikan sekolah atau universitas
langsung dengan welcome menerima para santri Al-Kasyaf jika ingin memasuki
salah satu lembaga pendidikan tersebut. Dan misi yang ketiga, adalah mencetak
generasi yang pandai public speaking, dan level anak-anak di Yayasan Al-Kasyaf
sudah mencapai level stasiun televise, jadi mereka pernah berbicara di televisi
local. Selain itu mereka juga berprestasi di bidang akademik, mereka belajar di
Yayasan Al-Kasyaf dengan metode yang demikian dan ketika mereka belajar di luar
mereka berprestasi dan menjadi yang paling unggul.
Karena di Yayasan Al-Kasyaf ini setiap santri di tuntut untuk
menulis 3 lembar buku, pemimpin Yayasan mengemukakan bahwa tidak semua anak bisa mencapai target, ada anak
yang cenderung cepat, dan ada juga anak yang cenderung lambat. Tetapi pemimpin
yayasan tidak memaksakan anak anak harus semuanya mencapai target, karena
potensi setiap anak berbeda beda, tetapi apa yang mereka kerjakan mereka lambat
atau cepat akan berdampak pada cepat atau lambatnya mereka lulus dari yayasan
Al- Kasyaf. Selain itu pemimpin yayasan juga mengemukakan bahwa ada juga anak
yang lebih cenderung diam, tapi masih dalam batas kewajaran.
Harapan pemimpin pesantren bagi yayasan Al-Kasyaf sendiri yaitu
agar para santri yang belajar di yayasan tersebut mampu menjadi masyarakat yang
bermanfaat yang bermadhatilah untuk masyarakat lain, dengan kemampuan menulis
dan kemampuan public speaking nya. Tidak peduli laku atau tidak, tidak diukur
dari budgeting, tapi diukur dari segi maslahatnya.
Di yayasan al-kashaf juga rutin dilakukan proses bimbingan
konseling, terapi yang digunakan adalah teraphy sufistik, muhasabah diri, dilakukan
setiap malam hari, oleh pemimpin yayasan Al-Kashaf sendiri. Agar setiap hari
semangat dan motivasi para anak anak di panti asuhan tersebut selalu tinggi,
tidak menurun.
Setelah kami melakukan proses wawancara dengan pemilik yayasan,
kami pun melakukan sedikit wawancara dan observasi dengan anak anak yang ada
dipanti tersebut, dan ada satu kasus yang kami temukan ketika kami melaksanakan
observasi, kami sempat berbincang bincang dengan salah satu santri di yayasan
tersebut, dia mengemukakan bahwa dengan metode pembelajaran yang ada diyayasan
tersebut yang salah satunya syarat untuk lulus adalah harus membuat 30 buku,
dia menyampaikan bahwa dia merasa cape, dengan target sebanyak itu, tetapi dia
mengungkapkan juga bahwa dia melaksanakannya dengan ikhlas, hanya saja dia
merasa cape.
BAB III
TAHAP TAHAP PELAKSANAAN
A.
Kegiatan
Penyuluhun
Langkah langkah
pelaksanaan, kami dari kelompok 4 penyuluhan social mengirimkan surat
permohonan wawancara dan observasi kepada yayasan PPYD Al- Kasyaf, dan langsung
diberikan respond dan izin untuk melaksanakan wawancara dan observasi, setelah
ada respond dan izin dari pemilik yayasan, 3 hari kemudian kami mendatangi
yayasan tersebut untuk melakukan wawancara dengan pemilik yayasan, mengenai
data objektif yayasan dan kemudian melakukan sedikit wawancara dengan anak
panti. Setelah itu kami menganalisis permasalahan yang terjadi dan menentukan
materi apa yang akan disampaikan sesuai dengan permasalah apa yang terjadi di
yayasan tersebut.
Di hari
berikutnya, kami kembali ke yayasan PPYD Al-kasyaf untuk melakukan Observasi
dengan anak anak panti di yayasan dan melakukan penyuluhan. Langkah pertama
yang kami lakukan adalah mengumpulkan anak-anak yang sebelumnya sudah
dikondisikan oleh pengurus, kemudian langsung melakukan perkenalan antara kami
sebagai pembimbing dengan anak-anak panti sebagai peserta. Setelah itu kami
langsung melaksanakan penyuluhan social dengan memberikan meteri training
Motivasi.
Materi training
motivasi yang kami sampaikan berisi tentang motivasi untuk anak-anak agar tidak
putus harapan, agar terus semangat dalam menjalani kehidupan, agar terus
berkreativitaas meskipun dengan segala keterbatasan, dan agar selalu
menghormati dan mendoakan orang tua. Setelah penyuluhan training motivasi
selesai dan kami menilai banyak diantara peserta memahami materi yang
disampaikan. Kemudian kami melanjutkan dengan memberikan games edukatif sebagai
bagian dari Bimbingan Kelompok.
B.
Analisis dan
Evaluasi
Untuk analisis,
Pembing mengajak peserta untuk menganalis materi yang disampaikan pembimbing
tentang motivasi hidup, untuk tidak putus harapan dan selalu menghormati dan
mendoakan orang tua agar merefleksikannya dalam kehidupan sehari hari. Dengan
menyampaikan materi terkait, serta penayangan video untuk tidak putus harapan,
penayangan video untuk terus semangat dalam menjalani hidup, dan penayangan
video untuk hormat, patuh dan mendoakan orang tua.
Dan untuk
evaluasi dari segi proses Selama kegiatan berlangsung dilakukan evaluasi
yaitu apakah semua peserta memperlihatkan antusiasme yang tinggi, peserta
terlibat secara aktif, tidak terjadi konfik dan peserta memperlihatkan
pemahaman terhadaap apa yang disampaikan oleh pembimbing, maka kegiatan yang
dilakukan dapat dikatakan berhasil. Dan
dari segi hasil, penilaian berkaitan dengan pemahaman peserta
tentang pokok materi, dan apakah terjadi perubahan dari para peserta sebelum
dan setelah dilakukannya penyuluhan.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Yayasan PPYD Al-Kashaf adalah salah satu pesantren panti yatim
dhuafa yang mencetak santri yang produktif, yang pandai menulis dan public
speaking, dengan metode pembelajaran yang berbeda dari pada umumnya, PPYD
Al-Kashaf mampu mencetak santri santri yang tidak hanya pandai mengaji, tetapi
pandai dalam menulis dan public speaking, yayasan ini belum memiliki garis
kerjasama dengan lembaga pemerintahan dari segi fasilitas ataupun pendanaan,
tetapi sudah mampu meraih berbagai penghargaan dari lembaga lemabaga
pemerintahan. Permasalahan social pasti tidak dapat dipungkiri atau tidak dapat
terleapas dari lembaga social itu sendiri, namun selama kita mampu memahmami
dan menganalisis permasalahan yang terjadi tidak ada permasalahan yang tidak
dapat ditanggulangi dalam hal ini penyuluh social lah yang harus mampu
memecahakan dan menjadi solusi bagi setiap permasalahan social di lembaga-lembaga
social.
B.
SARAN
Sebagai penyuluh social kita harus bisa atau mampu menganalisa
setiap permasalahan social yang terjadi, cara kita mengetahuan permasalahan
yang terjadi dalam kelompok social adalah dengan mengobservasi sehingga kita
dapat menentukan metode dan materi apa yang tepat disampaikan.
Lampiran
Absen Observasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar